Ayo Pasang Iklan


Kamis, 17 Agustus 2017

Sifat mekanis kayu / Sifat keteguhan kayu

Sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan atau beban dari luar. Maksud muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Sifat mekanik atau kekuatan kayu meliputi: keteguhan tarik, keteguhan tekan/kompresi, keteguhan geser, keteguhan lengkung (lentur), kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan belah.

Sifat mekanis atau keteguhan kayu merupakan salah satu sifat penting yang dapat dipakai untuk menduga kegunaan suatu jenis kayu. Nilai keteguhan kayu dapat diperoleh dari hasil pengujian dengan menggunakan contoh uji ukuran kecil yang bebas cacat, karena itu dalam penggunaan nilai keteguhan yang didapatkan di sini untuk tujuan praktis perlu memperhitungkan berbagai faktor penyesuaian antara lain cacat kayu, lama pembebanan, kadar air dan dimensi (ukuran kayu).

Sifat mekanis kayu / Sifat keteguhan kayu membahas mengenai beban, tegangan, dan perubahan bentuk pada kayu. Sifat mekanis kayu / Sifat keteguhan kayu inilah yang nantinya akan berkaitan dengan sifat mekanik kayu dan tegangan kayu sehingga dengan mempelajari Sifat mekanis kayu / Sifat keteguhan kayu pada akhirnya kita dapat menentukan kayu mana saja yang bisa digunakan untuk suatu bangunan.

Untuk pengujian keteguhan tarik,geser,lentur dan belah mempergunakan metode ASTM D 143-52(American Society for Testing and Materials), sedangkan untuk keteguhan pukul dan keteguhan tekan sejajar arah serat menggunakan metode eropah daratan (bagan MONNIN) dan untuk pengujian kekerasan menggunakan metode JANKA.

Hal - hal penting yang berhubungan dengan sifat mekanis kayu :

1. Keteguhan Lentur Statis (Static Bending strength).
Menurut Dumanauw (2001), keteguhan lentur atau lentur adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu. Pada balok sederhana yang dikenai beban maka bagian bawah akan mengalami bagian tarik dan bagian atas mengalami tegangan tekan maksimal.
Keteguhan lentur dengan pembebanan di tengah meliputi tegangan pada batas proporsi (kg/cm2),tegangan pada batas patah (kg/cm2),modulus elastisitas (1000 kg/cm2),usaha sampai batas proporsi (kgm/dm3) dan usaha sampai batas patah (kgm/dm3).
Untuk melakukan pengujian dapat di gunakan sample kayu yang berukuran 5 cm x 5 cm x 76 cm atau 5 x 5 x 90 cm dengan jarak sangga 70 cm.

2. Keteguhan pukul.
Keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak, misalnya pukulan (Dumanauw,2001). Menurut Mardikanto (1979), sifat kekuatan kayu dapat dikatakan kekuatan pukul karena beban yang diberikan berupa beban pukul, dalam arti sehari-hari kayu ulet adalah kayu yang sukar pecah, atau masih tetap tahan meski dibebani sampai beban maksimum, atau kayu masih melekat satu dengan yang lainnya meski sudah mengalami kerusakan akibat pembebanan.
Pengujian keteguhan pukul dilakukan dalam arah radial dan tangensial (kgm/dm3) dapat dilakukan dengan contoh kayu yang berukuran 2 cm x 2 cm x 30 cm dengan jarak sangga 24 cm.

 3. Keteguhan Tekan (Compression stregth).
Keteguhan tekan suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibedakan dua macam tekan, yaitu tekan tegak lurus arah serat dan tekan sejajar arah serat. Keteguhan tekan tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil dibandingkan keteguhan sejajar arah serat. (Dumanauw,2001)
Pengujian keteguhan tekan sejajar arah serat berupa tegangan maksimum (kg/cm2) dapat dilakukan dengan contoh kayu yang berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dan 5 cm x 5 cm x 20 cm.

4. Kekerasaan (Hardnesss).
Kekerasan merupakan ukuran kekerasan kayu untuk menahan kikisan pada permukaannya, sifat kekerasan ini dipengaruhi oleh kerapatan kayu, keuletan kayu,ukuran serat, daya ikat antar serat. Pengujian kekerasan (kg/cm2) dapat dilakukan dengan menggunakan setengah bola baja yang ditekankan kepada permukaan kayu pada bagian ujung dan sisi contoh uji, sehingga menimbulkan lekuk seluas 1 cm2. Contoh atau sample kayu yang dapat digunakan berukuran  5 cm x 5 cm x 5 cm dan 5 cm x 5 cm x 15 cm.

5. Keteguhan geser.
Menurut Dumanauw (2001), keteguhan geser adalah ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu, keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus serat, dan keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.
Pengujian keteguhan geser (kg/cm2) dilakukan pada bidang radial dan tangensial serta dapat menggunakan contoh kayu yang berukuran 3 cm x 4 cm x 8 cm.

6. Keteguhaan belah.
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuataan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukiran-ukiran (patung). Pengujian keteguhan belah (kg/cm2) dilakukan pada bidang radial dan tangensial.

7. Keteguhan Tarik (Tension Strength)
Kekuatan atau Keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu.Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada kekuatan tarik sejajar arah serat. Keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan (Dumanauw,2001). Pengujian keteguhan tarik (kg/cm2) dilakukan pada bidang radial dan tangensial.


Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Sifat Mekanis Kayu
Menurut Tsoumiis (1991) sifat mekanis kayu dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama kadar air, kerapatan, struktur, temperatur, lama pembebanan dan cacat.
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa kayu-kayu yang berat sekali juga kuat sekali, dan bahkan kekuatan, kekerasan, dan sifat mekanik lainnya adalah berbanding lurus dengan berat jenisnya (PKKI 1961).
Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan membagi-bagi kekuatan kayu Indonesia dalam lima kelas kuat.
Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Berat Jenis,MOR,dan Kekuatan Tekan sejajar
Kelas Kuat        Berat Jenis        MOR(kg/cm2)        Kekuatan tekan Sejajar Serat (kg/cm2)
I                         > 90                   > 1100                    > 650
II                       0.90 - 0.60          1100 - 725              650 - 425
III                      0.60 - 0.40          725 - 500                425 - 300
IV                      0.40 - 0.30          500 - 360                300 - 215
V                       < 0.30                 < 360                       < 215

Sedangkan berdasarkan nilai MOE (Modulus of Elasticity) PKKI 1961 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia) membatasi kekuatan kayu Indonesia dalam empat kelas kuat. Berikut ini Kelas kayu berdasarkan MOE (Modulus of Elassticcity).

Kelas Kuat Kayu Berdasarkan MOE ( Modulus of Elasticity)
Kelas      Kuat MOE (kg/cm2)
I             125.000
II            100.000
III           80.000
IV           60.000


***** SEMOGA BERMANFAAT *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar