Kayu sengon adalah jenis kayu yang lunak. Dalam artian
kayu ini jika dipegang terasa empuk hampir mirip dengan kayu randu atau
kayu kapuk.Warna teras kayu atau bagian tengah kayu berwarna agak putih
dan ada juga sebagian dari kayu sengon yang teras kayunya berwarna
coklat muda pucat. Dan bagian gubal atau tepi kayu juga memiliki warna
yang sama dengan warna bagian tengah yaitu berwarna putih. Jadi batas
antara gubal dan teras kayu sulit dibedakan alias tidak terlihat jelas.
Tekstur kayu sengon kebanyakan bertektur kasar. Bau atau aromanya dalam
kondisi baru ditebang atau kondisi basah, bau mirip dengan bau kayu
petai. Tetapi bau tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika kayu
dalam kondisi kering. Permukaan kayu kayu sengon memiliki permukaan
sedikit agak licin dan mengkilap.
Kayu sengon termasuk kelas awet IV/V dan kelas IV-V dengan berat
jenis 0,33 (0,24-0,49). Kayunya lunak dan mempunyai nilai penyusutan
dalam arah radial dan tangensial berturut-turut 2,5 persen dan 5,2
persen (basah sampai kering tanur). Kayunya mudah digergaji dan dapat
dikeringkan dengan cepat tanpa cacat yang berarti.
Cacat pengeringan yang lazim pada kayu sengon adalah kayunya melengkung atau memilin.
Ciri ciri kayu Sengon yang lain adalah :
- Ringan
- Mudah dibentuk atau dipahat
- Tahan lamaUmur pendek/Cepat besar
- Mudah patah
- Ada lingkaran tahun
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Fabales
Famili : Fabaceae
Sub Famili : Mimosoidae
Marga : Paraserianthes
Jenis : Paraserianthes falcataria
Sinonim : Albizia moluccana Miq. Albizia
falcataBacker; Albizia falcataria (L.) Fosberg.
Nama lokal/daerah : Sengon (umum), jeungjing,(Sunda), sengon laut
(Jawa), sika(Maluku), tedehu pute (Sulawesi), bae, wahogon (Irian).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar